Tak Berkategori  

Kepulauan Sumenep Darurat Covid-19, RS Terapung Hanya Mengapung

Kepulauan Sumenep Darurat Covid-19, RS Terapung Hanya Mengapung
Rumah Sakit Terapung (RST) Saat Bersandar di Pelabuhan PT. Garam Kalianget, Senin (27/6) Sore. [foto/saputra]

SUMENEP, DapurRakyatNews – Status gawat darurat Pandemi Covid-19 yang meningkat di Wilayah Kepulauan Sumenep, memerlukan armada transportasi rujukan yang siap sedia.

Subscribe👉 Dapur Rakyat News TV 

Pada 16 Agustus 2019 silam, Kabupaten Sumenep mendapatkan bantuan dua buah kapal RST (Rumah Sakit Terapung) dari Kemenhub RI yang bekerja sama dengan Kemenkes RI. Kedua RST itu yakni, KM Gandha Nusantara 1 dan KM Gandha Nusantara 2, yang diserahterima oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

Baca Juga : Respon Si Kembar, Bupati Sumenep Angkat Bicara RS Terapung

Pengadaan dua kapal RST itu menurut Khofifah adalah bagian dari komitmen Pemprov Jatim, dalam peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat di Kepulauan Sumenep. Yakni Sapudi, Ra’as, Kangean dan Sapeken serta Masalembu.

Baca Juga : Gawat Darurat Covid-19 di Sapeken Mulai Disikapi Serius

Kala itu, kedua kapal RST tersebut beroperasi di gugusan Kepulauan Sumenep. Satu kapal bersiaga di Pulau Kangean dan satu lagi bersiaga di Pulau Sapeken. Kabarnya pun sempat tidak terdengar hingga, kondisi gawat darurat Pandemi Covid-19 di Kepulauan Sapeken, mengingatkan kembali akan keberadaannya.

DapurRakyatNews kemudian melakukan penelusuran dimana KM Gandha Nusantara 1 dan 2 saat ini berada. Awak media kemudian mendapati kedua kapal RST tersebut mengapung di perairan Kalianget, Sumenep, Madura, Minggu (27/6) sore.

Awak media lalu menghubungi sumber informasi terpercaya di Provinsi Jatim, untuk meminta konfirmasi terkait ‘hilangnya’ dua kapal RST Gandha 1 dan 2, selama ini.

Baca Juga : Kasus Positif COVID-19 Naik, Dinkes Sumenep Perkuat PKM Kepulauan

“Sementara memang tidak dioperasikan, karena memang betul dua kapal RST tersebut (KM Gandha Nusantara 1 dan 2_red) bantuan dari pusat untuk Sumenep.” Terangnya.

Namun, lanjut sumber Dapur Rakyat News, operasional kapal dengan fasilitas kesehatan lengkap tersebut, harusnya menjadi tanggungan Pemkab Sumenep.

“Masa wes dikasih kapal RST dengan fasilitas kesehatan lengkap, terus untuk BBM-nya Sumenep tidak mau mengalokasikan.” Bebernya.

Mendapatkan konfirmasi seperti itu, awak media kemudian teringat saat melakukan perbincangan dengan salah satu Kabid Dinas Kesehatan yang mengatakan, “Biaya operasional untuk bahan bakarnya terlalu tinggi, kalau hanya melayani satu atau dua orang.” Ujar Kabid tersebut.

Baca Juga : Mengejutkan, Kerumunan Massa Dihadiri Orang Nomor Dua Sumenep

Sungguh sebuah ironi cara berpikir seorang pejabat di Dinas Kesehatan Sumenep. Sebelum situasi gawat darurat Covid-19 terjadi di Kepulauan, sudah banyak kejadian saat ibu yang mau melahirkan meninggal dunia di atas kapal atau ditengah laut.

Dikutip dari memontum.com, Achmad Fauzi selaku wakil bupati kala itu memberikan statement, ”Satu nyawa rakyatnya lebih berharga dari pada proyek pembangunan.” Tentunya apa yang disampaikan Fauzi yang kini menjabat Bupati Sumenep harus dapat diimplementasikan saat Covid-19 merajalela di Kepulauan Sumenep seperti sekarang.

Kepala Dinas Kesehatan Agus Mulyono, M.C.H. yang dikontak awak media melalui pesan singkat untuk menanyakan mengenai, mengapa KM Gandha Nusantara 1 dan 2 tidak difungsikan membantu penanganan Covid-19 di Kepulauan Sumenep, ia belum menjawab hingga berita ini ditayangkan.

Baca Juga : Situbondo Kirim Pulang Warga Ra’as Yang Terkonfirmasi Reaktif

Jumlah total warga Kepulauan Sumenep yang terkonfirmasi positif Covid-19 diyakini mencapai ratusan orang, dengan angka kematian yang cukup tinggi. Apakah hal tersebut tidak cukup menjadi alasan untuk memfungsikan KM Gandha Nusantara 1 dan 2 ?.

Tim Linsek (Lintas Sektor) Covid-19 Kecamatan Sapeken pun harus mencari carteran kapal kayu untuk merujuk 11 Nakes yang terkonsentrasi positif Covid-19 di Puskesmas Sapeken menuju Sumenep daratan.