Dapurrakyatnews – Tangis haru Mbah Ngatinem di Tanjung Rema, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, pecah saat menerima bantuan paket sembako serta tali asih dari Pak Bhabin, Aipda Anton dan relawan.
“Matur nuwun sanget, terima kasih pak. (Terimakasih sekali),” kata Mbah Ngatinem sembari menyeka air matanya.
Mbah Ngatinem sudah lama hidup seorang diri, sejak ditinggal pergi oleh suaminya beberapa tahun silam. Meski memiliki anak, ia tetap memilih tinggal di rumahnya, ia tak ingin merepotkan anak di usia senjanya.
Lebih-lebih besarnya biaya yang harus dikeluarkan, ketika harus pindah rumah. Ia memutuskan untuk tetap tinggal dirumahnya.
Ketika Aipda Anton dan relawan datang membawakan sembako, secara spontan Mbah Ngatinem langsung memeluknya. Ia pun tak kuasa menahan air matanya untuk menetes, tampak sesekali ia berusaha mengusapnya dengan kain sarung lusuh yang ia kenakan.
Wanita berusia 93 tahun yang kurang mampu tersebut mengaku bersyukur, mendapat bantuan kebutuhan bahan pokok dari dari polisi maupun relawan. Terlebih saat kondisi banjir sedang menimpanya.
Baca juga : Aksi Terpuji Aipda Anton Terobos Banjir untuk Bagikan Sembako Kepada Warga
Bahkan saat Aipda Anton dan relawan meninggalkan rumahnya, Mbah Ngatinem tetap berdiri di depan pintu. Sambil mengucapkan rasa terima kasihnya tiada henti dengan mata yang berkaca-kaca.
“Sangat terharu ketika kami mengantarkan bantuan ke rumah Mbah Ngatinem, sebab beliau langsung menangis dan memeluk saya,” kata Aipda Anton, anggota Polsek Martapura kota kepada media ini, Sabtu (26/3).
Menurut Aipda Anton, Mbah Ngatinem memang pantas mendapatkan bantuan sembako dan obat-obatan. Apa lagi kondisinya yang sangat memprihatinkan, ia juga sudah tua dan tinggal seorang sendiri.