Selamat Hari Kita, Seluruh Buruh Di Dunia!

Hari Buruh 2021

BURUH ADALAH KITA

 

DapurRakyatNews – Labour Day atau Hari Buruh dalam Bahasa Indonesia, jatuh tepat pada hari ini 1 Mei. Di dalam kultur Indonesia, ‘Buruh’ selalu dikonotasikan negatif sebagai pekerja rendahan, hina, pekerja kasar dan sebagainya. Cenderung dianggap tidak memakai otak tetapi otot dalam melakukan kerja.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Buruh adalah orang yang bekerja untuk orang lain dengan mendapatkan upah. Dan dikutip dari Wikipedia, pada dasarnya buruh, pekerja, tenaga kerja, maupun karyawan adalah sama.

1 Mei ditetapkan sebagai hari perjuangan kelas pekerja dunia pada Konggres 1886 oleh Federation of Organized Trades and Labor Unions, untuk selain memberikan momen tuntutan delapan jam sehari, memberikan semangat baru perjuangan kelas pekerja yang mencapai titik masif di era tersebut.

Tanggal 1 Mei dipilih karena pada 1884 Federation of Organized Trades and Labor Unions, yang terinspirasi oleh kesuksesan aksi Buruh di Kanada 1872, menuntut delapan jam kerja di Amerika Serikat dan diberlakukan mulai 1 Mei 1886.

Semasa Soeharto berkuasa, aksi untuk peringatan May Day (istilah untuk hari Buruh di dunia_red) masuk kategori aktivitas subversif, karena May Day selalu dikonotasikan dengan ideologi komunis.

Konotasi ini jelas tidak pas, karena mayoritas negara-negara di dunia ini, menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Labour Day dan menjadikannya sebagai hari libur nasional.

Pada tahun 2013 di era Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menandatangani Peraturan Presiden (PP) yang menetapkan 1 Mei sebagai Hari Buruh.

Maka setiap tanggal 1 Mei kembali marak dirayakan oleh Buruh di Indonesia dengan demonstrasi di berbagai kota di Indonesia, yang fokus pada materi peningkatan kesejahteraan kehidupan mereka para Buruh.

Sayangnya, tidak semua Buruh merasakan keadilan yang sama. Masih banyak Buruh di luar sana yang nasibnya terasingkan.

Pemerataan tidak lagi dihiraukan dan para Buruh itu semakin jauh dari akses atas hal-hal mendasar dalam hidup. Sebab, pada akhirnya, Buruh hanya bisa bergantung pada gaji.

Memperjuangkan kehidupan yang layak bukanlah tindakan kriminal. Namun, sampai hari ini kita masih kerap menjumpai banyak cap penjahat yang dibubuhkan kepada mereka para Buruh yang sadar kalau nasib hidup mereka tidak hanya untuk bekerja.

Masalahnya sekarang tinggal satu, butuh berapa banyak lagi Marsinah yang harus dianiaya, Buruh yang harus dipenjara, mereka yang harus mati sia-sia, sampai Indonesia bisa ‘merayakan’ 1 Mei dengan sorak-sorai dan bukan tangis yang tercerai-berai.

Bangsa ini masih punya banyak waktu untuk berkaca bahwa kesejahteraan bangsa ada di tangan-tangan kasar nasib Buruh yang diperjuangkan setiap harinya.

Buruh bukan milik mereka yang ‘Kiri’. Buruh tidak pernah terbatas pada sekat-sekat strata sosial yang semu. Perjuangan Buruh itu nyata dan tidak bisa dielakkan.

Sebab, Buruh Adalah Kita yang setiap hari masih harus berjuang untuk hidup dengan layak. Buruh adalah kita yang masih bernapas di bawah ketiak-ketiak para pemilik modal.

Buruh adalah kita yang selalu ada untuk negara, dan begitu pun mestinya, negara ada untuk Buruh.

Selamat hari kita, seluruh buruh di dunia!
Perjuangan Buruh di negeri ini rasanya masih jauh dari kata usai!

Baca Juga : Bulan Penuh Berkah, RMK Tebar Kebaikan

Penulis : Faldi Aditya
Editor : D. Julak

Tinggalkan Balasan