Pemerintah Kabupaten Sumenep Menggelar Workshop Collaborative Governance

Pemerintah
Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo saat menyampaikan sambutannya.

Dapurrakyatnews – Pemerintah Kabupaten Sumenep menggelar, Workshop Collaborative Governance Seri ke IV Program Usaid Madani, yang digelar di ruang aula kantor Bappeda Sumenep, Jawa Timur. Selasa (5/9/2023).

PLT Kepala Bappeda Yayak Nurwahyudi dalam sambutannya menyampaikan, jika sudah ada aksi yang sudah dilakukan, yang pertama kita membimbing 3 BUMDes sebagai percontohan.

“Jika dari awal awal BUMDes digendong oleh kepala desa, untuk saat ini mari kita membangun BUMDes yang berangkat dari bawah, agar BUMDes menjadi kuat,” kata Yayak Nurwahyudi yang juga Kadin Perkimhub Sumenep.

Kedepannya, dengan adanya 2 kolaborasi yang baik antara inisiasi kepala desa dan inisiasi masyarakat. Dengan 2 kolaborasi ini diharapkan akan menjadikan BUMDes luar biasa.

“Tidak kemudian karena kepala desa nya yang menginisiasi BUMDes, kepala desanya lengser BUMDes nya turut redup. Ini yang tidak kita harapkan demikian,” tutupnya.

Pemerintah
PLT Kepala Bappeda Kabupaten Sumenep Yayak Nurwahyudi saat memaparkan materinya.

Sementara itu di tempat yang sama Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo menyampaikan bahwa, program Usaid Madani ini bertujuan memberikan bantuan, untuk mempercepat transisi demokrasi melalui penguatan masyarakat sipil, penguatan institusi demokratis, dan membantu kebijakan serta menyediakan konsultasi guna mendukung pemulihan, pertumbuhan ekonomi, dan menguatkan kemampuan ekonomi daerah.

“Program usaid madani telah berlangsung sejak bulan Nopember 2019, di 6 provinsi di indonesia. Untuk provinsi jawa timur, program usaid madani dilaksanakan pada 6 kabupaten dan kota, yakni kabupaten sumenep, Jombang, Jember, Malang, Gresik dan Kota Madiun,” kata Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo.

Menurut Bupati, di Kabupaten Sumenep program Usaid Madani telah menunjuk lembaga kajian dan pengembangan sumber daya manusia (Lakpesdam NU) sumenep sebagai mitra utama program usaid madani di Kabupaten Sumenep.

“Lakpesdam NU dianggap mampu menjalankan peran, tugas dan tanggungjawabnya serta efektif menyerap program penguatan kapasitas madani,” ujarnya.

Selain itu, juga bisa menjadi penggerak dalam penguatan kapasitas OMS, di daerah dengan tetap berkoordinasi pada pendampingan program usaid madani. Termasuk membangun kerjasama dan kolaborasi dengan pemerintah daerah.

“Pelaksanaan program usaid madani di kabupaten sumenep dimulai dengan terbentuknya forum masyarakat madani sumenep (MMS) sebagai media belajar dan aksi bersama CSO, LPM perguruan tinggi, media, lembaga dan Banom NU,” katanya.

Selain itu adanya kesepakatan transparansi dana desa sebagai isu tematik serta upaya mendorong partisipasi dalam peningkatan bumdes sebagai fokus advokasi. Sebab bumdes bisa menjadi pemicu untuk meningkatkan perekonomian desa, mengoptimalkan aset desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan desa. Selain itu, juga untuk meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi desa.

“Karena itu, untuk meningkatkan relevansi pembangunan daerah, lakpesdam nu bersama forum mms dan tim teknis kabupaten mengembangkan percontohan bumdes di 3 desa, yakni Desa Rubaru, Desa Talaga, dan Desa Lenteng Timur. Pendekatan percontohan menjadi alternatif pemerintah untuk mengembangkan bumdes secara partisipatif,” ungkapnya.

Replikasi bumdes berbasis masyarakat telah dilakukan pada 10 desa dengan mekanisme swakelola type-3 dari dinas pemberdayaan masyarakat dan desa kabupaten sumenep.

“Keseluruhan proses dan hasilnya menjadi media peningkatan kapasitas, wawasan dan keilmuan pemerintah daerah, pemerintah desa, pengurus bumdes, Oms dan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan di kabupaten sumenep,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan