Dapurrakyatnews – Kasus covid-19 di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) fluktuatif, terkadang naik terkadang turun. Semisal per 23 februari lalu kasus covid-19 di HSS mencapai 59 orang, Per 1 maret 2022 tercatat turun 37 kasus positif. Sedangkan per hari ini 3 Maret, kasus positif naik menjadi 41.
Oleh karena penyebaran Covid-19 di Kabupaten HSS tergolong masih tinggi, sehingga prokes harus tetap dijalankan agar penyebaran tidak semakin meluas.
Menurut Kapolres HSS AKBP Sugeng Priyanto, masalah kesehatan dampak pandemi Covid-19 telah meliputi masalah sosial sampai ekonomi.
“Pemerintah pusat maupun daerah, telah mengambil langkah strategis. Salah satunya dengan melakukan 3T (Tracking, Trashing, Treatment) dan Vaksinasi Covid-19 sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19,” Kata AKBP Sugeng Priyanto
Apalagi dalam waktu dekat kita akan memasuki Ramadhan, bulan yang sangat dinanti-nantikan dengan penuh suka cita khususnya bagi umat Islam.
“Karena saat bulan Ramadhan seluruh umat Islam berlomba-lomba, untuk meningkatkan amal ibadah. Seperti kegiatan pesantren kilat, pengajian dan sholat tarawih,” Sambungnya.
Baca juga : Cegah Penyebaran Covid-19, Kapolres HSS ajak Warga Segera lakukan Vaksinasi
Ditambah lagi nantinya ada tradisi mudik, yang sudah menjadi bagian masyarakat untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri.
“Tentunya, semua ini berdampak. Menimbulkan kerawanan dan peningkatan angka kasus positif Covid-19 meningkat, lantaran terjadinya kerumunan massa,” Kata AKBP Sugeng Priyanto dalam keterangan persnya, Kamis (3/3/2022)
Menurut Sugeng, pada masa sekarang paling penting protokol kesehatan yang ketat dan menerapkan 5M. Yakni mencuci tangan, mengenakan masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
“Kasus aktif covid 19 ini masih meningkat, meski tingkat kesembuhan juga tinggi. Kita masih harus selalu waspada dan jangan anggap remeh,” tutur Sugeng.
Yang tak kalah penting, Kapolres minta masyarakat tidak ragu untuk menerima vaksin covid 19. Karena vaksin itu terbukti aman, serta statistik menunjukkan lebih dari 190 juta rakyat Indonesia yang mendapatkan vaksin dosis pertama.
“Fungsi vaksinasi bukan mencegah penyebaran, melainkan mengurangi gejala jika terpapar. Artinya, jika terpapar gejalanya tidak akan memburuk,” tandasnya.
