Berita  

Mengangkat Tradisi Tolak Bala, Nagari Binjai Juara Lomba Pawai Alegoris

Nagari Binjai
Peserta dari Nagari Binjai saat melakukan Start di Depan Kantor Camat Ranah Ampek Hulu, Tapan, Sabtu (19/8). (foto-isep ilham)

Dapurrakyatnews, – Dengan mengangkat adat tradisi Tolak Bala, membawa Peserta dari Nagari Binjai juara pawai alegoris Kecamatan Ranah Ampek Hulu, Tapan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Sabtu, (19/8/2023).

Pejabat Wali Nagari Binjai, Miftahudin mengatakan, dengan mengambil tema Adat Tradisi Tolak bala ini bertujuan untuk mengenalkan kepada masyarakat terkhusus kepada generasi muda, agar lebih tau tentang adat tradisi kampung.

“Adat tradisi tolak bala ini di nagari binjai, Kecamatan Ranah Ampek Hulu ini merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang dahulu,” ucap Miftahudin kepada dapurrakyatnews, Sabtu (19/8).

Nagari Binjai
Peserta Nagari Binjai saat mempraktekkan cara Tradisi Tolak Bala kepada masyarakat di Lapangan Bola Koto Pulai, Nagari Sungai, Kecamatan Ranah Ampek Hulu, Pesisir Selatan, Sabtu (19/8). (foto-Isep Ilham)

Ia menuturkan, tradisi tolak bala ini biasanya dilakukan pada saat musim tani dan musim panen. Jika pada saat ingin musim bercocok tanam padi, masyarakat melalukan ritual dengan tradisi doa tolak bala di lokasi lapangan, persawahan hingga keliling kampung.

Masyarakat yang keliling kampung ini dihadiri oleh Dukun, Syaih dan Ninik mamak dan masyarakat membawa alat ugheh (syarat )keliling kampung.

“Alat ugheh doa tolak bala ini merupakan tumbuhan obat tradisional seperti daun sitawa sidingin, daun cikarau, daun cikumpay, daun jiluang balik (hanjuang), kundo batang (kundur), dan daun sirih selengkapnya,” tuturnya.

Miftahudin mengucapkan rasa syukur atas pencapaian yang didapatkan dalam pawai alegoris ini dengan mengangkat kearifan lokal.
Juara bukan tujuan utama, melainkan memeriahkan HUT RI ke-78, serta mengenalkan kembali sejarah dan tradisi adat Minangkabau, khususnya di Tapan

“Alhamdulillah kami bisa mendapat juara pawai ini, walaupun sebenarnya juara tidak menjadi target dan tujuan kami,” imbuhnya.

Selain melakukan pawai berjalan sejauh 2 KM, peserta dari perangkat Nagari Binjai memperlihatkan cara dan proses doa tolak bala tersebut kepada masyarakat dan panitia pawai di lapangan koto Pulai, Nagari Sungai Pinang, Kecamatan Ranah Ampek Hulu, Kabupaten Pesisir Selatan.

Wartawan dapurrakyatnews.com melihat langsung proses dan tata cara pelaksanaan tradisi doa tolak bala yang di praktekkan oleh peserta dari Nagari Binjai.

Dimana, yang berperan sebagai dukun membakar kemenyan sambil komat kamit dan dilanjutkan oleh syaih yang membaca doa meminta kepada leluhur agar bala (bencana) pergi dari daerah mereka.

Diketahui, tolak bala ini merupak tradisi adat masyarakat Minangkabau, khususnya di Nagari Binjai, Tapan Pesisir Selatan.

Deskripsi upacara tolak bala itu Awal mula upacara “tolak bala” dari keyakinan masyarakat tentang akan adanya kekuatan di luar diri manusia. Makhluk gaib tersebut mampu mempengaruhi kehidupan manusia.

Sehingga manusia harus bisa menjaga supaya makhluk tersebut tidak murka dan marah akan perbuatan manusia, walaupun manusia telah berusaha menjaga akan tetapi kesalahan tetap saja terjadi karena ketidaksengajaan.

Tinggalkan Balasan