Lestarikan Bahasa Madura, Disdik Sampang Gelar Festival Tunas Bahasa Ibu

Bahasa Madura
Para peserta FTBI Bahasa Madura saat mengikuti lomba (Foto: Moh. Mansur/Dapurrakyatnews)

Dapurrakyatnews – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sampang, Jawa Timur, menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Bahasa Madura Jenjang SD, SMP, dan sederajat tingkat Kabupaten Tahun 2024.

Acara digelar di SMPN 4 Sampang, Desa Tanggumong, Kecamatan/Kabupaten Sampang, pada Sabtu (26/102024) pukul 08.00 WIB.

Kepala Bidang Guru dan Tenaga Pendidikan dan Pengembangan Bahasa dan Sastra Disdik Sampang, Rahmat Aryanto, mengatakan, festival ini bertujuan untuk mengembangkan dan melestarikan bahasa daerah yaitu bahasa Madura.

“Lomba ini, merupakan tindak lanjut dari instruksi dari Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur dan Badan Bahasa Pusat di Jakarta tahun lalu, untuk melestarikan bahasa daerah,” kata Rahmat Aryanto, Sabtu (26/10/2024).

Sedangkan yang dipilih oleh Balai Bahasa Jawa Timur (Jatim) adalah bahasa Madura dan using.

Festival ini, lanjut Yanto, sapaan akrabnya, adalah merupakan bentuk seleksi tingkat kabupaten untuk di kirim ke lomba FTBI tingkat provinsi Jatim.

“Untuk juara satu akan kita kirim ke lomba FTBI Tingkat Provinsi Jatim pada bulan November mendatang,” ujarnya.

Di FTBI ini, ada 7 macam lomba, meliputi Lomba mendongeng, menulis cerpen, baca puisi, pidato, tembhang macapat, carakan, lawakan tinggal/stand up comedy, yang semuanya menggunakan bahasa madura.

Untuk juara, diambil 3 pemenang. Namun yang akan mewakili ke tingkat provinsi Jatim hanya juara 1 saja. Yaitu sebanyak 14 orang, terdiri dari 7 orang siswa tingkat SD, dan 7 orang siswa dari tingkat SMP.

Untuk SD, proses seleksi dilakukan di masing-masing Korbiddikcam tingkat kecamatan. Sedangkan tingkat SMP tidak melalui proses tingkat kecamatan, akan tetapi pihak lembaga sekolah langsung mengirimkan perwakilannya ke lomba FTBI tingkat kabupaten.

Menurut Yanto, sebelum diadakan lomba PTBI ini, pihak Balai Bahasa Provinsi Jatim sudah melakukan Bimtek terhadap 50 guru, yaitu 25 guru SD dan 25 guru SMP, mulai dari kabupaten Sumenep, Pamekasan, Sampang, Bangkalan, Situbondo, dan Bondowoso pada bulan Juni 2024 lalu.

Guru yang sudah di Bimtek, lalu melakukan pengimbasan kepada semua guru yang lain.

“Kami harap bahasa madura tetap lestari, bahasa ibu harus tetap ditanamkan ke peserta didik agar bahasa ibu atau bahasa madura tidak lekang di makan waktu,” harapnya.

Sementara Ketua Panitia Pelaksana lomba FTBI Sampang, Wendi Febriyanti, mengatakan, bahasa madura merupakan mata pelajaran wajib di sekolah, baik itu jenjang TK, SD, dan SMP sejak tahun 2014 silam berdasarkan SK Gubernur Jatim.

“Intinya, kita melestarikan bahasa madura, pakai bahasa madura dimanapun kita berada. Jangan pernah malu menggunakan bahasa madura dan jangan pernah malu menjadi suku madura,” tegasnya Wendi.

Ditengah era digital dengan makin meluasnya ketergantungan anak terhadap gadget, dirinya menyebut, bahwa di era ini punya tantangan besar dengan tingkat kesulitan tinggi, dalam upaya membiasakan anak berbahasa madura di lingkungannya.

Namun, Wendi yang berprofesi sebagai tenaga pendidik di SMPN 2 Sampang ini optimis bahwa, semua kendala bisa dilalui dengan tekad dan kemauan serta inovasi.

Salah satu inovasi yang dilakukan ditempat dia mengajar adalah menggunakan bahasa Madura, pada saat upacara bendera diyhari Senin, pada minggu ke tiga.

“Itu merupakan salah satu inovasi dari Bimtek kemarin. Semoga bahasa madura tetap lestari,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan