Dapurrakyatnews – Mobil siaga desa kini menjadi salah satu layanan pemerintah desa, untuk kesejahteraan warganya. Dengan adanya mobil layanan desa ini, warga tidak lagi kesulitan mencari alat transportasi. Utamanya untuk kebutuhan mendesak, khususnya pelayanan kesehatan.
Di Desa Kalisangka, Kecamatan Arjasa, ternyata sudah memiliki mobil siaga desa, sejak masa kepemimpinan kades Muhammad Fadlan, S. Ag alias Capeng pada periode 2013-2019 silam.
Baca juga : Polsek Kangean Amankan Pelaku Tindak Pidana Pencurian.
Namun fakta diperoleh, sejak desa dipimpin kades Ainur Ridha periode 2019 hingga kini, keberadaan mobil siaga desa tidak jelas.
Saat ini warga Desa Kalisangka tak lagi merasakan manfaat, dari mobil seharga ratusan juta yang dibeli melalui biaya Dana Desa (DD) tersebut.
Suara-suara minor pun bermunculan di tengah-tengah warga. Mereka menilai kades yang saat ini menjabat, Ainur Ridha tidak transparan keberadaan mobil Desa Siaga dan terkesan angkuh.
Salah satu tokoh masyarakat setempat Mattullah mengatakan, bahwa banyak warga desa yang kesulitan untuk menggunakan mobil Desa Siaga milik Desa Kalisangka.
Baca juga : OSIS SMAN 1 Arjasa Kangean Berikan Bantuan Sembako ke Siswa Yang Berduka
Khususnya mereka yang alami sakit dan harus dirujuk ke rumah sakit, karena kondisinya sedang kritis.
“Sejak tiga tahun terakhir, keberadaan mobil siaga desa Kalisangka menjadi misterius. Sehingga warga tidak lagi bisa merasakan manfaat dari mobil yang dibeli pakai uang rakyat itu,” ucap Mattullah saat berbincang dengan Dapurrakyatnews di Kangean, Sabtu (26/3).
Menurut Mattullah kepala desa Kalisangka seharusnya, lebih mementingkan kebutuhan masyarakat dibanding ego pribadinya.
“Permasalahannya kan berawal saat serah terima mobil inventaris desa, pada Januari 2020 dari Pjs Kades Bambang Irawan ke Kades Ainur Ridha. Tapi karena saat itu tidak ada BPKBnya, pak kades menolak,” tutur Mattullah.
Baca juga : Polsek Kangean kembali Amankan Warga Kangean yang Kedapatan Menguasai Narkotika
Menurut Mattullah seharusnya permasalahan kelengkapan surat mobil, inventaris desa Kalisangka itu tidak usah diperdebatkan. Agar fungsi dari mobil seharga ratusan juta itu bisa dirasakan masyarakat.
“Surat menyuratnya, selesaikan saja dengan mantan kades terdahulu. Sementara mobilnya biarkan dong berjalan sesuai fungsinya, agar masyarakat yang membutuhkan mendapat manfaatnya,” tegas Matullah.
Ketidaktransparan Pemerintah desa Kalisangka saat ini, dinilai Mattullah mengorbankan hak-hak masyarakat.
“Kalau sudah begini mau gimana lagi? Dulu mobilnya masih terlihat, jadi pajangan di pinggir jalan. Sekarang keberadaannya sudah misterius,” pungkasnya.