Dapurrakyatnews – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep, berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan petani tembakau, dengan memanfaatkan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) secara optimal.
Salah satu inisiatif yang sedang digalakkan adalah program Sekolah Lapang, yang bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan bagi para petani.
Melalui program ini, petani diharapkan dapat mengembangkan keterampilan dalam menerapkan teknologi pertanian modern, dan mengelola usaha tani dengan lebih efisien.
Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid, menjelaskan bahwa Sekolah Lapang menjadi salah satu strategi penting, dalam meningkatkan produktivitas tanaman tembakau lokal.
“Program ini dirancang untuk membantu petani mengatasi berbagai tantangan, seperti perubahan iklim dan serangan hama. Kami ingin petani tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung mempraktikkan teknik yang diajarkan,” ucapnya.
Dalam pelatihan ini, materi yang diberikan mencakup penggunaan pupuk yang efisien, pengelolaan air, pemilihan bibit unggul, serta teknik penjemuran dan fermentasi daun tembakau. Semua itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas hasil panen agar lebih kompetitif di pasar.
“Sekolah Lapang juga menekankan pentingnya manajemen usaha tani yang baik. Petani diajarkan cara mengelola keuangan dan hasil panen dengan lebih efektif,” ujarnya.
Hal ini penting agar mereka dapat menjalankan usaha tani dengan lebih berkelanjutan, “Kami mendorong petani untuk menerapkan praktik pertanian yang ramah lingkungan, sehingga lahan pertanian tetap produktif dalam jangka panjang,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan, di tahun 2024, program ini berhasil menjangkau lebih dari 1.200 petani. Dari jumlah tersebut, 340 petani berpartisipasi dalam sosialisasi dan rembuk tani, sementara 60 orang mengikuti Sekolah Lapang secara intensif. Selain itu, sebanyak 300 petani hadir dalam acara Temu Lapang di dua balai penyuluhan pertanian.
“Angka-angka ini menunjukkan bahwa inisiatif ini telah mendapatkan sambutan positif dari para petani,” terangnya.
Sementara itu, Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo berharap, dengan pemanfaatan DBHCHT yang tepat, pemerintah daerah berkomitmen untuk mendukung petani tembakau agar mampu bersaing di pasar domestik maupun internasional.
“Sekolah Lapang merupakan langkah konkret yang menunjukkan bagaimana pendidikan dan pelatihan, dapat menjadi investasi jangka panjang untuk kemajuan sektor pertanian,” ungkapnya.
Ini bukan sekadar pelatihan, tetapi sebuah upaya untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi para petani tembakau di Kabupaten Sumenep.
“Melalui langkah-langkah ini, Kabupaten Sumenep tidak hanya berupaya meningkatkan kualitas tembakau, tetapi juga meningkatkan taraf hidup petani, yang merupakan fondasi utama dalam pengembangan sektor pertanian daerah,” pungkasnya.
Sementara itu, ditempat berbeda, Sukatmo, salah satu peserta Sekolah Lapang, yang merupakan seorang petani tembakau mengungkapkan pengalamannya setelah mengikuti program tersebut.
Menurutnya, program sekolah lapang, tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga memberi dampak langsung pada pendapatan petani.
“Sebelumnya, saya sering kesulitan dalam mengelola tanaman tembakau, terutama saat menghadapi hama dan cuaca ekstrem. Namun, setelah mengikuti pelatihan ini, saya bisa menerapkan teknik baru yang sangat membantu. Hasil panen saya pun meningkat,” tutupnya.