Dapurrakyatnews, – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Raja Haji Tanjungpinang, angkat bicara terkait kekecewaan dari mantan Ketua UKM Forum Keilmuan Debat dan Diskusi (FORDIKSI), atas ketidakhadiran BEM dalam Mubes yang diselenggarakan.
Milenitryasa, Selaku Ketua BEM STISIPOL Raja Haji menyampaikan, selaku eksekutif ia menerima segala kritikan yang dilontarkan oleh ketua Ormawa. Dalam hal ini, ia menyadari bahwa dalam kepemimpinannya masih terdapat kekurangan dan kesalahan yang dilakukan.
“Namun ketidakhadiran saya pada kegiatan tersebut bukanlah hal yang disengaja, undangan untuk kegiatan tersebut diterima satu hari sebelum pelaksanaannya, dan saya telah menginformasikan ketidakhadiran saya kepada pihak yang mengirim undangan,” ucap Milen, Selasa (7/5).
Saya akui, lanjut Milen, BEM STISIPOL Raja Haji beranggotakan 9 orang termasuk dengan saya. mungkin UKM Foridiksi lebih mengerti seperti apa keadaan internalnya. ditambah lagi beberapa anggota BEM berada di luar daerah, sedang mengikuti kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Meskipun demikian, ada tiga delegasi anggota BEM yang berencana hadir, mereka terlambat karena alasan cuaca, yang menyebabkan mereka tiba setelah kegiatan selesai.
“Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada niat untuk berpartisipasi, beberapa kendala di luar kendali mereka, menghambat kehadiran mereka dalam kegiatan tersebut,” ujarnya.
Masih Kata Milen, atas kejadian ini, Ia terus untuk mencoba berkomunikasi dengan mantan ketua UKM Fordiksi. Dalam komunikasi tersebut memang sepertinya ada miss understanding sama miss komunikasi, yang mengakibatkan kedua belah pihak saling berprasangka.
Namun dengan tegas saya pastikan berbagai hal yang terjadi, akibat kendala diluar praduga dan tanpa kesengajaan.
BEM Stisipol Raja Haji sama sekali tidak pernah berniat untuk mengasingkan diri, dan tidak pernah membedakan serta tidak berbaur terhadap mahasiswa dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) lain.
“Sebenarnya dalam hal ini komunikasi menjadi permasalahan utama, karena memang antar organisasi memerlukan komunikasi yang baik dan pemahaman yang mendalam satu sama lain, untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman di masa mendatang, dan perlu juga bersikap lebih toleran terhadap kendala yang mungkin timbul di luar kendali antar organisasi tersebut,” tegasnya.
Sementara itu, Dikesempatan lain, saat dikonfirmasi ke Okta Alamsyah, Mantan Ketua UKM Fordiksi menyampaikan kekecewaannya terhadap BEM dan DLM tersebut.
Okta menyampaikan, BEM sebagai eksekutif kampus, seharusnya bisa jadi mitra dan merangkul kawan-kawan Ormawa, untuk terus bergerak maju bersama dalam menghidupkan organisasi kampus. Begitu juga peran DLM sebagai legislatif, harus melakukan pengawasan Ormawa di kampus.
“Tapi tampaknya, seperti tak nampak di kasat mata selama satu tahun ni,” ungkap Okta saat dihubungi via pesan WhatsApp.
lanjutnya, salam satu periode saya menjabat, saya mencoba Ingin membenah organisasi Internal, kami sudah mengirimkan undangan khusus untuk menghadirkan BEM dan DLM dalam MUBES.
Mubes yang dilaksanakan ini membahas pleno 1 LPJ, sebagai bentuk pertanggungjawaban dan evaluasi kepengurusan kami.
“Emang ada perwakilan dari DLM yang hadir 1 orang, tapi tak sampai selesai karena ada kesibukan lain,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan atas kekecewaan Ormawa terhadap BEM dan DLM, seperti dikutip dari regionalnews.id, Mantan ketua Forum Keilmuan Debat dan Diskusi (Fordiksi) STISIPOL Raja Haji Okta Alamsyah, kecewa karena Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Legislatif Mahasiswa (DLM), tidak hadir dalam musyawarah besar (Mubes) laporan pertanggungjawaban pengurus, di Auditorium Stisipol Tanjungpinang, Sabtu (4/5/2024).
Padahal kata dia, Mubes ini tergolong penting untuk mengevaluasi satu tahun kepemimpinan dan perpindahan kepengurusan selanjutnya.
“Padahal kami sudah mengirim surat secara khusus untuk menghadirkan Ketua dan jajarannya, tapi dari pihak DLM hanya satu orang yang hadir tanpa Ketua, itupun tidak sampai pembahasan LPJ dan BEM sama sekali tidak ada yang hadir,” kata dia.
Okta mengaku telah mempersiapkan laporan pertanggungjawaban sebagai mana mestinya, dan berdasarkan aturan main organisasi Mahasiswa pada umumnya.
“Sangat disayangkan pada Forum yang menurut saya sangat penting, tidak di hadiri pihak yang dianggap penting. Padahal salah satu tugas dari BEM untuk menjadi mitra organisasi dibawahnya, dan DLM sebagai tempat pengawasan organisasi mahasiswa, tapi hal tersebut diabaikan begitu saja,” tuturnya.
Berharap sikap seperti ini harus dihilangkan, untuk membangun hubungan baik dan menata organisasi yang lebih baik kedepan.
“Jika memang tidak ada waktu untuk merangkul lebih baik mundur dari jabatan, supaya organisasi mahasiswa STISIPOL Raja Haji tidak terjadi kevakuman seperti pengalaman sebelumnya,” pungkasnya.