
Mahasiswa STISIPOL Raja Haji Tanjungpinang
Di era Generasi Z seperti sekarang ini, banyak masyarakat Melayu di Provinsi Kepulauan Riau, yang tidak mengetahui penulisan dan bacaan Arab Melayu. Padahal pada tahun 2000-an tulisan dan bacaan arab melayu ini, menjadi mata pelajaran di bangku sekolah.
Pada saat saya (penulis) masih menduduki sekolah dasar, hingga bangku sekolah menengah pertama (SMP), saya mempelajari penulisan dan baca arab melayu tersebut.
Sadar atau tidak, sekarang ini mata pelajaran tersebut sudah jarang kita dengar atau lihat di sekolah. Sangat disayangkan, penulisan arab melayu ini sudah tidak ada lagi. padahal arab melayu ini merupakan aksara utama dalam penyebaran bahasa melayu, di Nusantara Indonesia.
Sebagai Masyarakat Indonesia dan masyarakat melayu di Kepulauan Riau, penting mengetahui dan mengingat kembali tulisan dan bacaan Arab Melayu tersebut. karena, asal muasal bahasa indonesia yaitu dari bahasa melayu.
Dilansir dari laman https://ditsmp.kemendikbud.go.id, dari datangnya bahasa Indonesia. Berdasarkan keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain, menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu, sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca), bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.
Bahasa Melayu kemudian masuk ke pelosok Nusantara, seiring dengan penyebaran agama Islam. Sebab, bahasa Melayu gampang diterima masyarakat karena tidak mengenal tingkat tutur. Sehingga ia mampu berfungsi sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar bangsa, dan antar kerajaan.
Akan tetapi, dalam perkembangannya, bahasa Melayu yang dipakai di wilayah Nusantara, juga dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Ia awalnya banyak menyerap kosakata dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Setelah itu, muncul pula beragam variasi dan dialek yang berbeda-beda.
Namun, diketahui sekarang ini sudah mulai pudar dan bergeser, akibat munculnya budaya kolonial dan budaya barat yang memecahkan budaya nusantara Indonesia. Seperti contoh munculnya budaya K-Pop dan lainnya.
Anak jaman sekarang banyak yang tahu dan dengan lagu dan drama Korea, bahkan mereka hafal dan lancar dengan menuliskan liriknya di dalam tulisan Korea, daripada menulis dan membaca tulisan arab melayu.
Jadi, pentingkah mata pelajaran arab melayu di terapkan kembali di bangku sekolah, atau mungkin di bangku perkuliahan.
Menurut penulis, memang perlu dihadirkan kembali mata pelajaran arab melayu tersebut, di bangku sekolah. karena arab melayu merupakan warisan agung, yang sangat berharga dan perlu untuk diselamatkan.
Arab melayu merupakan warisan agung yang bernilai tinggi. jika suatu bangsa hilang akan nilainya tersebut, maka bangsa tersebut akan hilang atau bergeser dari asal kulturnya dan bisa jadi bangsa itu akan runtuh.
Respon (1)