Dapurrakyatnews – Berlokasi di Paud Desa Keton, mahasiswa KKN STISIPOL Raja Haji Tanjungpinang Kelompok 11 Desa Keton, melaksanakan sosialisasi stunting kepada masyarakat Desa Keton, Kecamatan Lingga Timur, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri. Rabu (9/8/2023).
Jesinta, Anggota Kelompok 11 Desa Keton mengungkapkan, kegiatan sosialisasi stunting ini merupakan salah satu program kerja (Proker) dari kampus, yang bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat dan para remaja Desa Keton betapa pentingnya masalah stunting.
“Selain menjalankan Proker dari kampus, kegiatan inj merupakan bentuk pengabdian kami (mahasiswa) kepada masyarakat,” ungkap Jesinta, Jum’at (11/8).
Ia mengatakan, dalam menjalankan Sosialisasi Stunting ini, Mahasiswa KKN Desa Keton mengundang pemateri dari Puskesmas Sungai Pinang bagian gizi, dikarenakan beliau lebih paham terkait masalah stunting tersebut.
“Kita mengundang pemateri yang sesuai dengan bidang kerjanya agar bisa tersampaikan dan tidak sumbang,” ujarnya.
Ia menuturkan, sasaran dari sosialisasi ini lebih fokus kepada calon pengantin (catin), agar mereka bisa mempersiapkan diri sebelum menikah. Hal yang harus dilakukan catin sebelum menikah, mereka harus memeriksa kepuskesmas terdekat terkait tinggi + berat badan, LILA, HB, merokok/ tidak merokok dan kesehatan reproduksi (kespro).
“Dengan menggunakan aplikasi esimil yaitu aplikasi yang melihat ideal atau tidak idealnya kondisi kesehatan si catin,” jelasnya.
Selain itu ada tiga (3) cara pencegahan stunting pada catin yaitu skrinning, Edukasi kesehatan reproduksi dan gizi serta pendampingan catin.
“Penyampaian narasumber (pemateri), pihaknya sudah memberikan tablet penambah darah untuk para remaja, di Lingga Timur dengan datang sosialisasi ke sekolah seperti di SMA 2 Sungai Pinang setiap bulannya,” terangnya.
Sementara itu, Surya Delima mahasiswa KKN STISIPOL yang selaku sekertaris pelaksana menyampaikan, kegiatan sosialisasi ini sangat penting guna untuk menjaga kesehatan tubuh dari remaja, dengan meminum tablet penambah darah agar kondisi tubuh tidak lemah.
“Karena stunting itu harus dimulai dari catin sebelum nantinya dirinya menikah, hamil dan memiliki anak. Pencegahan stunting dimulai dari remaja, karena salah satu faktor anak stunting itu bisa dari turunan, pola asuh, lingkungan sekitar serta pola makan,” ungkapnya.
Dalam acara sosialiasi tersebut terdapat sesi tanya jawab dan masukan dari petugas TPK dari desa terkait masalah yang dihadapi selama di lapangan.
Dari banyaknya pertanyaan ada satu pertanyaan yang menarik dari kegiatan tersebut apa penyebab Stunting? stunting dikarenakan pola asuh atau pola makan?”
Narasumber menjawab, stunting itu bisa terjadi dari keduanya yaitu pola asuh dan pola makan serta lingkungan sekitar, seperti tidak memakai sendal ketika sedang berada diluar rumah.
Kegiatan Sosialisasi stunting ini dihadiri oleh perangkat desa, perangkat BPD, Ibu kader posyandu, remaja desa (Catin), Ibu PKK, Guru PAUD, Bidan Desa dan ibu yang mempunyai anak yang stunting.