Dapurrakyatnews – Meski diakui sebagai ras asli Pulau Sapudi melalui surat keputusan pemerintah yang menegaskan keunggulan sektor peternakan, domba Sapudi seakan belum memiliki ruang istimewa di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Potensi besar yang dimilikinya kerap terpinggirkan, padahal bibit unggul domba ini memiliki nilai ekonomi tinggi dan peluang besar untuk bersaing di pasar nasional.
Namun, anggapan itu perlahan memudar. 
Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Komunitas Pecinta Domba Sapudi menggelar Kontes Domba Sapudi 2025. Minggu (24/8/2025).
Ajang ini digelar di halaman Kewedanan Gayam, Kecamatan Gayam dan menjadi bukti nyata bahwa potensi domba lokal ini mulai mendapat tempat di hati masyarakat.
Sedikitnya 36 ekor domba dari berbagai kategori ikut ambil bagian dalam kontes ini. 
Penilaian dibagi dalam tujuh kelas, yakni Calon Pejantan, Extreme, Cempe Betina, Cempe Jantan, Remaja Betina, Remaja Jantan, dan Calon Indukan, yang menjadikan kompetisi ini kian menarik.
Ketua Panitia Pelaksana, Tolak Alwa, menjelaskan bahwa ajang ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga bentuk promosi untuk mengenalkan potensi ternak asli Sapudi ke khalayak luas.
“Selain sebagai hiburan, kami ingin menunjukkan bahwa domba Sapudi juga bisa bersaing di kancah nasional,” ujarnya.
Baca juga: Domba Sapudi atau Domba Ekor Gemuk yang Dihargai Ditempat Lain, Terlupakan Ditempat Sendiri
Menurut Alwa, meski komunitas ini baru berdiri kurang dari dua tahun, minat masyarakat untuk mengembangkan ternak domba Sapudi sangat tinggi.
“Kita belum genap setahun membentuk komunitas, tapi ternyata banyak potensi ternak domba yang mulai bermunculan. Kualitasnya juga luar biasa,” ungkapnya.
Alwa berharap masyarakat terus menjaga dan mengembangkan bibit unggul domba Sapudi, sekaligus mengajak pemerintah Kabupaten Sumenep untuk memberikan dukungan.
“Kami berharap pemerintah melirik ajang ini agar populasi domba Sapudi tetap terjaga dan masyarakat kepulauan semakin termotivasi untuk melestarikannya,” pintanya.
Senada dengan Alwa, salah satu pemilik domba, Hasyim As’ari, mengaku bangga dengan adanya kontes ini.
“Selama ini banyak yang memelihara domba Sapudi, tapi belum ada wadah untuk memunculkan potensinya. Dengan adanya komunitas ini, kami bisa saling berbagi pengalaman dan mengangkat nama domba Sapudi,” jelasnya.
As’ari juga mendorong agar kontes ini bisa menjadi agenda tahunan demi menjaga semangat para peternak sekaligus memastikan keberlangsungan populasi domba asli Sapudi.
“Yang paling penting, domba Sapudi ini jangan sampai punah. Justru harus semakin dikenal di seluruh Indonesia,” pungkasnya.
Keberadaan domba Sapudi bukan hanya menjadi identitas budaya dan kekayaan genetika lokal, tetapi juga peluang ekonomi besar bagi masyarakat kepulauan.
Melihat potensi ini, sudah selayaknya pemerintah daerah bersama pihak terkait memberikan dukungan lebih nyata, baik dalam bentuk pendampingan, pengembangan riset, maupun promosi ke pasar yang lebih luas.
Dengan kolaborasi yang solid, domba Sapudi tak hanya menjadi kebanggaan Pulau Sapudi, tetapi juga ikon peternakan Kabupaten Sumenep di kancah nasional bahkan internasional.

 
							


