Dapurrakyatnews – Sejak tanggal 21 Agustus hingga 23 Agustus, Pemerintah Daerah Situbondo melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan mengadakan sekolah lapang komoditas jagung yang diikuti oleh 25 orang petani muda, di Dusun Polai Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Mengawali acara, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertangan) Kabupaten Situbondo, Drs. H.Haryadi Tejo Laksono, M.Si membuka sekolah lapang dengan memberikan materi tentang Potensi Pengembangan Jagung.
Melalui Bidang Penyuluh M. Zaini Akbar mengatakan, kegiatan yang diadakan merupakan program pemerintah dalam meningkatkan produktifitas petani jagung, khususnya di daerah terpencil, seperti dusun Polai ini.
“Kami memilih Desa Jatisari sebagai sasaran sekolah lapang, karena di Kecamatan Arjasa berpotensi tinggi untuk penanaman jagung, termasuk areanya. Menurut data Badan Pusat Statistik ( BPS ), di kecamatan Arjasa ada sekitar 5 ribu hektare yang berpotensi untuk tanaman jagung, selain itu untuk di Desa Jatisari sendiri, ada sekitar 2 ribu hektare,” kata Zaini.
Selain itu, di dusun polai termasuk daerah terpencil di atas bukit dan dalam pengembangan produktifitasnya, para petani di dusun tersebut masih banyak kendala, termasuk pola tanam yang di gunakan masih konvensional.
“Di dusun polai, dalam 1 tahun sampai saat ini masih mampu menanam jagung satu kali. Beberapa kendala yang utama dialami para petani di antaranya kondisi air sulit dan tidak ada pompa air,” ujarnya.
Ia menambahkan, adanya beberapa kendala itu, maka kami memilih lokasi sekolah lapang di daerah tersebut. Agar para petani yang notabene memang butuh bimbingan tentang ilmu budidaya jagung, dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani melalui program ini, bebernya.
“Seluruh proses belajar sekolah lapang dilakukan langsung dilapangan. Manfaat sekolah lapang sangat baik, karena bisa meningkatkan produksi sekaligus pendapatan petani. Untuk itu, kita berharap kegiatan ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya,” harapnya.
Lebih jauh Zaini mengatakan, di hari ke tiga besok sebanyak 25 orang petani tersebut, selain mendapatkan ilmu tentang bagaimana cara yang baik budidaya jagung, mereka juga akan di berikan bantuan berupa cangkul, tong penampung air, Jerigen dan beberapa bibit jagung.
“Dengan adanya program ini, kami berharap ke depan para petani di sana akan mampu melakukan penanaman dua kali dalam 1 tahun dan juga memanennya,” ungkapnya.
Tentu untuk mendukung semua itu, kami juga akan meminta para penyuluh yang agar lebih intens melakukan pembinaan dan pemantauan ke lokasi.
“Selain itu, kami akan berkoordinasi dengan bidang teknik untuk diupayakan adanya pembangunan pompa air dengan pengeboran,” pungkasnya.