Wahai Pemimpin…!!! Kembalilah Ke Fitrah

Wahai Pemimpin...!!! Kembalilah Ke Fitrah

DAPUR RAKYAT NEWS

Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar, Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, Allaahu akbar, wa lillaahil hamd.

Bulan suci penuh kemuliaan, Ramadhan, telah berlalu. Haru biru perayaan hari kemenangan pun telah tiba dan kemudian meneruskan langkah untuk hadir kembali di tahun depan.

Proses latihan diri selama sebulan penuh melalui praktek puasa seharusnya telah mampu membawa manusia untuk kembali kepada fitrahnya, yakni sebagai khalifah di muka bumi.

Setidaknya, ibadah puasa telah menunjukkan betapa agama datang untuk membimbing manusia menuju kebaikan, karena dengan puasa manusia diajari arti penting berbagi dan mensyukuri nikmat yang diberikan Dzat Yang Maha Mutlak.

Laiknya proses belajar, puncak dari ibadah puasa bukanlah kemampuan untuk menahan haus dan dahaga di siang hari (lalu ‘balas dendam’ di malam hari), tetapi perubahan diri menjadi lebih baik.

Jika ditarik ke konteks yang lebih luas, maka keberhasilan puasa seseorang selama satu bulan lamanya justru terlihat dari perubahan sikap di bulan-bulan setelah Ramadhan, bukan saat Ramadhan.

Ini berarti bahwa ibadah puasa bukanlah pause untuk segala keburukan yang biasa dilakukan, bulan Ramadhan bukanlah bulan di mana seseorang ‘cuti’ dari melakukan keburukan namun kembali melakukannya saat Ramadhan telah tiada.

Ibarat bengkel, Ramadhan adalah waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki seluruh komponen rusak yang ada pada diri, maka seyogyanya, setelah masa perbaikan selesai, seluruh kerusakan pun dapat diperbaiki bukan malah terbengkalai dan menimbulkan kerusakan-kerusakan baru.

Kembali ke fitrah merupakan ‘tanda kelulusan’ bagi siapa saja yang berhasil, termasuk juga para pemimpin, yang menjalani masa perbaikan ini dengan baik. Manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan baik, untuk tujuan baik, oleh Dzat Yang Maha Baik.

Sementara bagi mereka yang gagal, alih-alih kembali ke fitrah, mereka justru kembali lagi terperosok dalam hingar bingarnya fitnah. Seolah bulan Ramadhan hanyalah masa istirahat dari berbuat jahat, setelah Ramadhan pergi, mereka jahat lagi.

Parahnya, di bulan Ramadhan kali ini ada banyak sekali orang yang sepertinya tidak sabar untuk sekedar menunggu Ramadhan usai. Keinginan kuat untuk berlaku jahat sudah tidak dapat dibendung lagi, maka jadilah ketika bulan Ramadhan tahun ini berlalu, kembali akan disesaki dengan aksi jahat yang begitu menyayat hati.

Bagi seorang pemimpin, kembali ke fitrah dapat berarti, melaksanakan jabatan itu bagi kepentingan rakyat, dan kepentingan publik. Memperlakukan secara sama terhadap semua masyarakat yang dipimpinnya.

Tidak mengutamakan sebagiannya dan meminggirkan yang lainnya. Dalam banyak Hadist, Rasulullah SAW mengingatkan kepada para pemimpin, siapa pun dan dalam jabatan apa pun pemimpin itu, untuk dapat menggunakan kepemimpinannya dengan sebaik-baiknya, penuh amanah dan tanggung jawab.

Dalam sebuah Hadist yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang pemimpin yang memimpin umat muslimin, lantas dia meninggal dalam keadaan menipu mereka (menipu umatnya), kecuali Allah mengharamkan surga baginya.” (HR Al-Bukhari).

Semoga momentum Ramadhan ini menjadi sarana refleksi diri bagi setiap pemimpin, agar semakin baik ke depannya. Karena sesungguhnya jabatanmu adalah amanah dan fitnah bagimu.

Penulis : Faldy Aditya

Tinggalkan Balasan