Pemdes Prambanan Gelar Kirab Budaya Petik Laut 2025 Sebagai Momentum Syukur dan Penggerak Ekonomi Lokal

Prambanan

Dapurrakyatnews – Tradisi lokal kembali menjadi pusat perhatian masyarakat Desa Prambanan, Kecamatan Gayam, Kabupaten Sumenep, dengan suksesnya pelaksanaan Kirab Budaya Petik Laut. Sabtu (25/1/2025).

Sebagai salah satu desa pesisir yang sangat bergantung pada hasil laut, masyarakat Prambanan menjadikan acara ini sebagai simbol rasa syukur kepada Tuhan atas rezeki yang diberikan melalui laut.

Kirab Budaya dan Petik Laut merupakan bagian dari tradisi selamatan desa, yang digelar setiap tahun oleh Pemerintah Desa Prambanan, Kecamatan Gayam, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Dalam kegiatan ini, Forpimka Kecamatan Gayam turut hadir untuk meramaikan acara, sekaligus mendukung pelestarian budaya lokal.

Kepala Desa Prambanan, Mariani, menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana pelestarian budaya, tetapi juga peluang untuk mendorong perekonomian masyarakat.

“Jalur ini merupakan rangkaian UMKM terpanjang, di mana masyarakat dapat membeli berbagai produk lokal dari pedagang makanan hingga penjual mainan anak. Ini membuktikan bahwa tradisi tidak hanya melestarikan nilai budaya, tetapi juga menggerakkan ekonomi,” katanya.

Kirab tahun ini diramaikan dengan hiburan khas Pulau Sapudi, yaitu musik Saronen, yang menambah semarak suasana. Di sepanjang jalur kirab, para pelaku UMKM memadati jalan untuk menawarkan dagangan mereka kepada pengunjung, mulai dari kuliner lokal hingga kerajinan tangan khas daerah.

Saiful Bahri, Kasi Pelayanan Umum yang hadir mewakili Camat Gayam, mengapresiasi terselenggaranya acara ini.

“Kirab budaya dan petik laut ini menjadi bentuk nyata rasa syukur para nelayan kepada Tuhan. Selain itu, acara ini berhasil menggerakkan ekonomi lokal. Ada transaksi ekonomi di setiap sudut acara, dan kami mengajak masyarakat untuk terus mendukung UMKM lokal,” ungkapnya.

Sementara itu, ditempat berbeda, salah satu tokoh pemuda Sapudi yang enggan namanya untuk ditulis menyampaikan, Kirab Budaya dan Petik Laut memiliki makna mendalam sebagai wujud syukur kepada Tuhan, yang telah memberikan hasil laut melimpah kepada masyarakat nelayan.

“Tradisi ini juga memperkuat kebersamaan dan solidaritas antar warga, yang berkumpul untuk merayakan rezeki dari alam,” tambahnya.

Larung sesaji, sebagai inti acara, merepresentasikan penghormatan kepada laut, sebagai sumber kehidupan sekaligus doa untuk keselamatan dan kelancaran di tahun-tahun mendatang.

“Tujuan digelarnya acara ini tak hanya melestarikan nilai budaya, tetapi juga memberikan dampak ekonomi positif. Dengan menghadirkan pelaku UMKM dalam jumlah besar, acara ini menciptakan ruang bagi masyarakat lokal untuk memasarkan produk mereka, sekaligus mendukung kemandirian ekonomi desa,” ungkapnya.

“Tradisi ini membuktikan bahwa budaya lokal memiliki kekuatan besar, tidak hanya untuk mempererat tali silaturahmi, tetapi juga sebagai pendorong kemajuan ekonomi daerah,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan