Dapurrakyatnews – Kepala DKPP Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Sumenep, Arif Firmanto, mengapresiasi inovasi fermentasi urin sapi plus di bidang pertanian, menjadi rujukan pengendalian hama tikus bagi petani di Kabupaten Sumenep.
“Temuan inovatif, yang berupa fermentasi urin sapi yang digunakan sebagai bahan pengendali OPT tikus. Ini akan terus disosialisasikan kepada petani sebagai sebuah solusi baru, dari serangan hama tikus yang sering terjadi,” katanya. Jumat (17/11/2023).
Selain itu, menurut Arif Firman tolong yang juga menjabat sebagai Plt Kepala BKPSDM Sumenep tersebut, fermentasi urin sapi plus juga berfungsi meningkatkan nutrisi pada tanaman milik petani.
“Hal tersebut telah dirasakan oleh petani yang ada di Kecamatan Gapura,” ungkapnya.
Sementara itu, Delly Hos Kapila Penyuluh pertanian lapangan (PPL) Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Gapura, menjelaskan, jika fermentasi urin sapi plus berhasil meningkatkan semangat warga setempat, dalam menjalankan usaha tani.
“Dengan mengaplikasikan fermentasi urin sapi plus, petani di Kecamatan Gapura dapat mengusir tikus dari berbagai tanaman milik mereka,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan, di satu sisi hasil dari fermentasi tersebut, memang mampu menyediakan nutrisi pada tanaman. Di sisi lain, urin sapi plus juga memiliki aroma yang khas hingga mampu menolak hama tikus.
Kendati demikian, Delly Hos Kapila juga mengimbau, agar aplikasi fermentasi urin sapi plus ini dilakukan di kawasan pertanian milik petani secara menyeluruh. Jika dilakukan perorangan, ada potensi hama tikus akan pindah dan menyerang tanaman milik petani lainnya.
“Lebih bagus dan lebih efektif, proses pengendalian hama tikus melalui urin sapi plus ini digunakan di skala kawasan. Khawatir jika dilakukan perorangan, tikus berhasil diusir dari lahan satunya lalu masuk ke lahan lain,” pungkasnya.
Hingga saat ini, inovasi di bidang pertanian ini sudah diujicoba terhadap beragam komoditas pertanian di kecamatan setempat, seperti di antaranya taman padi, tanaman tembakau, dan kacang tanah.
Inovasi fermentasi urin sapi plus ini, mulai disosialisasikan oleh penyuluh dari DKPP Sumenep sejak tahun 2022 lalu. Terdapat peran aktif Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), dalam proses pengenalan fermentasi kepada kalangan petani.