Mawardi Ms : Berbahagialah Berjumpa Ramadhan

Mawardi Ms: Berbahagialah Berjumpa Ramadhan
Photo : Mawardi MS (kanan) bersama KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy Pengasuh IV Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo [dok]

DapurRakyatNews – Kebahagiaan yang esensial itu harus diaplikasikan dengan syukur yang sebenarnya, yaitu dengan tiga motif syukur yang harus terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari.

Ketiga motif syukur itu meliputi syukur dengan lisan, syukur dengan perbuatan dan syukur dengan hati keyakinan, jika ketiga motif syukur ini telah diaplikasikan maka kebahagiaan itu telah dirasakan.

Menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan, umat Islam harus berbahagia, dan mengaplikasikan kebahagiaan itu dengan tiga motif syukur tersebut, yang diajarkan dalam agama Islam.

Sebab, umat Islam yang berbahagia dengan datangnya bulan suci Ramadhan, maka akan ada balasan positif yang luar biasa dari Allah SWT kepada hambanya, maka berbahagialah berjumpa dengan bulan Ramadhan.

Mari sejenak kita menelaah kembali (taqror) terhadap salah satu legalitas ajaran agama Islam yang memberikan respon positif terhadap umat Islam yang memiliki rasa kebahagian dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

Man Fariha bi Duhuli Ramadhan, Harromallahu Jasadahu ‘ala An-Niron (Red_Bahasa Arab).
Artinya: “Barang siapa yang merasa senang dengan datangnya bulan suci Ramadhan, maka Allah SWT mengharamkan terhadap jazadnya dibakar oleh api neraka”

Dan kebahagiaan itu harus diaplikasikan dengan kebahagiaan dalam hati dan perbuatan positif dengan datangnya bulan Ramadhan. Maka berbahagialah dengan menyambut Bulan Ramadhan serta melaksanakan kewajiban berpuasa ramadhan.

Berpuasa Ramadhan sudah menjadi kewajiban bagi seluruh umat Islam yang telah ditaqlif hukum dan akan ada konsekuensi logis yang diatur dalam ajara Islam, (Balasan Positif bagi yang melaksanakannya, dan Balasan Negatif bagi yang tidak mengindahkannya).

Dan berpuasa Ramadhan itu dalam arti simplenya menahan dari makan dan minum, serta hal hal lain yang dapat membatalkan puasa yang pelaksanaannya tepat pada bulan suci Ramadhan.

Menahannya itu (Min Tulu’i Al-Fajri) dari terbitnya fajar dan diawali dengan niat, dan disunnahkan mengakhiri waktu sahur, menahannya hingga (Ila Ghuruni As-Syamsi) sampai terbitnya matahari dan disunnahkan untuk bersegera melaksanakan buka puasa.

Maka sudah seyogyanya kita sebagai umat Islam harus berbahagia dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dan semoga kita semua diberkahi serta semoga jazad-jazad kita semua kelak diharamkan oleh Allah SWT dibakar oleh panasnya api neraka.

Baca Juga : Achmad Fauzi Dukung Penggiat Gali Budaya Sumenep, Sanggar Tari Dipertanyakan

Penulis: Mawardi Ms
(Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo Jawa Timur)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan