Dapurrakyatnews – Lebaran menjadi momen spesial bagi warga kepulauan, untuk kembali ke kampung halaman dan bersilaturahmi dengan keluarga. Tradisi mudik ini tidak hanya menjadi ajang untuk melepas rindu, tetapi juga untuk mempererat tali persaudaraan dan memperkuat rasa kekeluargaan.
Bagi masyarakat kepulauan, mudik Lebaran memiliki makna yang lebih dalam. Selain untuk berlebaran bersama keluarga, momen ini juga dimanfaatkan untuk mengunjungi leluhur dan membersihkan makam mereka. Hal ini merupakan wujud penghormatan dan rasa cinta mereka kepada leluhur yang telah mendahului.
Selain itu, mudik Lebaran juga menjadi momen penting bagi perekonomian masyarakat kepulauan. Banyak usaha kecil dan menengah yang mendapatkan keuntungan, dari meningkatnya aktivitas mudik lebaran.
Pemerintah juga turut andil dengan memberikan fasilitas tiket gratis dan berbayar bagi masyarakat kepulauan, baik untuk mudik dan balik lebaran dengan mempergunakan angkutan kapal laut.
Namun arus mudik dan balik seakan menjadi momok menakutkan bagi warga kepulauan, mulai dari habisnya tiket dan kapasitas kapal dalam jumlah angkut penumpang.
Hal tersebut disampaikan oleh salah satu warga Sapeken kepada dapurrakyatnews, yang keberatan namanya untuk dipublikasikan.
“Momen arus mudik dan balik lebaran ini menjadi ajang untuk mengambil keuntungan yang diduga dilakukan oleh oknum agen tiket,” katanya kepada dapurrakyatnews melalui komunikasi whatsapp.
Menurutnya, momentum arus mudik dan balik lebaran, selalu diwarnai dengan hal-hal aneh terjadi di kecamatan sapeken, seperti temuan pembayaran tiket yang diduga dilakukan oleh oknum agen tiket, karena harga tidak sesuai, karena ada kelebihan bayar Rp 2.000 per satu tiket.
“Setelah kami lakukan konfirmasi kepada pihak agen, oknum tersebut menyampaikan bahwa selisih Rp 2.000 tersebut, untuk operasional agen dalam membantu masyarakat mempermudah pembelian tiketnya,” ujarnya.
Ia menambahkan, seharusnya kalau benar-benar ingin membantu masyarakat, tidak perlu menambah nominal dari harga tiket yang ada, apa lagi ini momen Idul Fitri.
“Kami berharap hal ini tidak terjadi lagi. Harapannya Dishub dan UPP sebagai pelaksana setidaknya tidak melakukan pembiaran. Beda lagi kalau pungutan tersebut resmi dan memang masuk ke Negara, namun kalau untuk oknum untuk mencari keuntungan pribadi, saya harap jangan lagi,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Sapeken, Mochamad Djumari, ketika dihubungi dapurrakyatnews terkait adanya aduan masyarakat, menyampaikan akan segera melakukan konfirmasi.
“Sebentar pak, nanti saya konfirmasi, saya sedang di embarkasi,” ungkapnya.