Dapurakyatnews – Beralihnya fungsi Lapangan Kerapan Sapi atau yang lebih familiar disebut Stadion Giling, menjadi pasar tradisional pindahan dari pasar Bangkal, membuat banyak kalangan angkat bicara. Kali ini sorotan datang dari Akis Jasuli, S. IP, M.Hub.Int politisi asal partai Nasdem, yang juga Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Akis Jasuli mengaku, pihaknya banyak menerima aspirasi dan keluhan dari masyarakat yang sampai ke ruang komisi. Meraka mempertanyakan beralih fungsinya stadion yang semula untuk pagelaran kerapan sapi, namun saat ini telah berubah menjadi pasar tradisional.
Baca juga : Lapangan Kerapan Sapi Beralih Fungsi, Ini Kata Kepala Disbudporapar Kabupaten Sumenep
“Sebagai bagian dari masyarakat dan mewakili masyarakat, menurut saya berubahnya lapangan Giling menjadi pasar tradisional sesuatu hal atau kebijakan yang tidak elegan,” kata Akis Jasuli kepada dapurrakyatnews. Sabtu (18/2/2023).
Menurutnya, sumenep sebagai bagian dari kultur yang memegang tentang kerapan sapi, bagian dari budaya, maka wajib ada yang namanya lapangan untuk kerapan sapi. Harapannya lapangan giling itu diperbaiki karena kerapan sapi telah menjadi iconic budaya Sumenep, madura secara umum.
“Maka jika tidak ada lapangan yang bisa dijadikan sarana untuk pelatihan atau event, tentu ini bertolak belakang dengan Kebudayaan kita, di mana kerapan sapi ini bagian yang harus kita jaga dan rawat,” ungkap politisi dari Dapil I.
Baca juga : Pemerhati Sejarah dan Budayawan Sumenep Pertanyakan Beralihnya Fungsi Lapangan Kerapan Sapi
Tentunya ya harus ada solusi, karena bagaimanapun kerapan sapi ini sudah menjadi budaya paten, yang tidak boleh dihilangkan, malah harus dilestarikan.
Artinya sebagai Cultural Diversity atau Keragaman Budaya, kerapan sapi tetap harus dilestarikan, yang salah satunya adanya fasilitas yang harus disiapkan.
“Jadi, saya tidak sepakat kalau lapangan giling untuk kerapan sapi itu ditiadakan, kemudian tidak ada solusi atau pengganti lapangan lain yang bisa dijadikan tempat event atau latihan,” pungkasnya.