Berita  

Peran Ilmu Budi Pekerti Bagi Ilmu Pendidikan di Era Modern

Ilmu PendidikanSelagi masih ada kehidupan, dunia akan terus berkembang dan berubah. Seiring dengan perkembangan itu, peradaban manusia pun terus mengikuti perkembangan dan perubahan. Keadaan peradaban itu semakin canggih, teknologi serba modern, arus informasi tidak terbatas serta kecanggihan ilmu teknologi telah pun merasuk dan meroyak ke seluruh sisi dan lini kehidupan.

Tidak terkecuali ke sisi pendidikan. Ia telah memainkan perannya yang luar biasa. Ia telah masuk ke ceruk-meruk sisi kehidupan manusia, tidak terkecuali bidang pendidikan. Jendela dunia semakin terbuka, terpampang lebar. Semua sudah tak lagi bersekat. Segala informasi baik dan tidak baik akan dapat diperoleh hanya dalam waktu super singkat, hanya hitungan detik.

Era globalisasi telah pun membawa warna sisi pendidikan berbeda jauh dengan era terdahulu yang serba dan sangat sederhana. Ia sangat mempengaruhi unsur-unsur pendidikan (pendidik, peserta didik) dalam mencapai tujuan luhur pendidikan.

Ilmu pendidikan yang merupakan satu dari bagian pendidikan mendapat
tantangan semakin berat. Pendidikan moral sudah dirasakan terkesampingkan. Kemajuan dan kecanggihan teknologi telah pun menyebabkan nilai-nilai moral semakin terabaikan. Oleh karena itu, ilmu pendidikan haruslah memainkan peran ekstranya dalam upaya mempertahan perilaku insan-insan pendidikan yang luhur, bermoral, beretika, santun dan berbudi pekerti mulia.

Ilmu pendidikan adalah suatu kumpulan pengetahuan atau konsep yang tersusun secara sistematis dan mempunyai metode-metode yang bersifat ilmiah yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik atau suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya dalam rangka mempersiapkan dirinya untuk
kehidupan yang bermakna (Abd. Rahman dkk. dalam ‘Pengertian Pendidikan, Ilmu Pendidikan dan Unsur-Unsur Pendidikan). Secara singkat ilmu pendidikan dapat dimaknai seni mengajar dan pengawasan serta pembimbingan.

Untuk mendapatkan hasil pendidikan yang baik dibutuhkan ilmu pendidikan.
Ilmu pendidikan juga disebut pedagogik. Satu di antara pedagogik itu ialah ilmu budi pekerti. Ilmu budi pekerti adalah ilmu tentang tingkah laku. Budi pekerti berarti tingkah laku, akhlak, perangai atau watak (KBBI, 2001).

Bersabit dengan uraian di atas, lalu menghubungkaitkan antara ilmu pendidikan, pengaruh era globalisasi kemajuan era modern terhadap bidang
pendidikan dan ilmu pendidikan, bahwa salah satu upaya yang harus dilakukan oleh dunia pendidikan (pendidikan dan ilmu pendidikan, pemangku kebijakan) adalah harus menerapkan ilmu budi pekerti secara lebih konkret di dalam terapan pembelajaran.

Ilmu budi pekerti tidak boleh lagi disampaikan secara implisit dan terintegrasi dengan mata-mata pelajaran lain. Ia harus diberi laluan khusus sebagaimana layaknya pelajaran-pelajaran lain yang mendapat porsi waktu dalam pembelajaran. Ia tak boleh lagi menjadi ilmu penokok tambah. Ilmu budi pekerti harus menjadi sesuatu yang sangat mustahak untuk disampaikan dan dibelajarkan.

Upaya ini harus dimulai sedini mungkin, mulai dari jenjang pendidikan yang terendah (pendidikan pra sekolah) sampai ke jenjang pendidikan menengah bahkan sampai ke jenjang pendidikan tinggi. Dengan membelajarkan ilmu budi pekerti secara konkret, terencana, tersusun dan terprogram dengan baik (dalam kurikulum dan silabus) tantangan zaman modern dengan era globalisasi akan dapat tersaring dengan baik.

Betapa tidak, tidakkah ilmu budi pekerti itu sebuah ilmu yang mengajarkan orang untuk berbudi pekerti mulia dan luhur? Di dalamnya ada ilmu tentang kejujuran anamah, dapat dipercaya, etika, tunjuk ajar, tanggung jawab, akhlak, pemaaf, rendah hati, tenggang rasa, dan menghargai keragaaman.

Dengan ilmu budi pekerti, semua
orang menyukai orang yang memiliki karakter amanah, jujur, tanggung jawab dan berjiwa luhur serta membentuk amanat. Orang yang amanah akan memiliki reputasi yang baik dan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menjadi sukses.

Membelajarkan ilmu budi pekerti dalam konteks yang lebih nyata dan terprogram, tidak hanya mentransfer pengetahuan akademis, tetapi juga membentuk karakter dan nilai-nilai moral yang kuat. Ia memberikan landasan moral yang kokoh dan sanggam bagi siswa. Ia akan melahirkan generasi individu yang beretika. Tidak hanya itu, ia akan membantu individu-individu dalam berinteraksi dengan orang lain
dalam masyarakat yang semakin kompleks. Yang akhirnya, akan memberi kontribusi positif dalam padang pergaulan.

Raja Ali Haji, dalam Gurindam Dua belas (2007), begitu tegasnya mengungkapkan tentang kemuliaan budi pekerti. Jika hendak mengenal orang berbangsa, lihat kepada budi dan bahasa. Jika hendak mengenal orang yang mulia, lihat kepada kelakuan dia. Jika hendak mengenal orang yang baik perangai, lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai. Dengan anak janganlah lalai, supaya boleh
naik ke tengah balai.

Pada belah lain, Raja Haji Muhammad Sa’id ibn Raja Haji Muhammad Thahir
Riau dalam Adabu L-Fata, sebuah terjemahan (1937), sungguh tunak dan benderang membentangkan hal-ihwal adab sopan santun orang-orang muda agar menjadi orang yang bangsawan, orang yang berbangsa, orang yang terhormat dan mulia. Berbagai adab ia ke depankan. Adab memelihara anak-anak, adab kepada ibu bapak, adab bersama orang-orang sekampung, adad di dalam rumah, adab di dalam madrasah, adab bersama kepala madrasah, adab kepada guru-guru.

Selain itu, ia juga dengan lantang mengemukakan adab muka, adab mulut, adab hidung, adab telinga, adab
tangan, adab kepala, adab duduk berjalan, adab makan, adab pakaian, adab berbicara, dan lain sebagainya. Bahkan sampai kepada adab kewajiban terhadap tanah air. ‘Apabila kamu berbicara dengan seseorang, janganlah memalingkan wajahmu ke sisi lain dan jangan pula menatap wajahnya. Itulah salah satu contoh adab muka dalam Adabu L-Fata.

Menilik pada gambaran sebagai yang tersebut terdahulu, bahwa sesungguhnya, ilmu budi pekerti bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan. Ilmu budi pekerti adalah fondasi penting bagi pembentukan karakter yang kuat dan perilaku beradab. Ia mengajarkan antara mana yang benar dan mana yang salah. Ia menunjukajarkan tentang sepatutnya dan yang tidak sepatutnya. Ia mengajarkan untuk menghargai kejujuran dan integritas. Ia juga mengajarkan bagaimana mengembangkan keterampilan berpikir kritis, komunikasi yang efektif, kepemimpinan yang baik. Yang semuanya itu merupakan aspek penting dari karakter yang unggul.

Sudah sepantas dan sepatutnyalah pemangku kepentingan untuk mengulang kaji, untuk kembali ke pangkal laluan, untuk merenung dan belajar dengan cermat, belajar dengan suatu untuk membelajarkan ilmu budi pekerti pada semua lembaga pendidikan secara terprogram dan eksplisit. Ilmu budi pekerti harus mendapat tempat teranjung di dalam ruang waktu pembelajaran di padang-padang pendidikan jika tak ingin melihat generasi-generasi muda, anak bangsa ini krisis budi pekerti kalaupun tak hendak disebut generasi-generasi yang tak masuk ajar, tak beradab. Ini masa sudah
sampai pun ketikanya.

Ketika untuk suka dan peduli dan imah dengan ilmu budi pekerti. Tidak berfaedah ilmu pengetahuan tanpa budi pekerti sehingga akhlaknya penuh dengan keburukan. Pendidikan budi pekerti itu memberi tuah dan manfaat.

 

Oleh: Drs. Azmi

Mahasiswa Pascasarjana Pedagogi
Universitas Lancang Kuning Pekanbaru

 

Tinggalkan Balasan