Dapurrakyatnews – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas, mengajak Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), untuk menjadi bagian penting dari perubahan dan pembangunan Indonesia dan dunia. Hal tersebut dapat diwujudkan, salah satunya melalui Sembilan Bintang Penjuru Kader Nahdlatul Ulama (NU).
“Sembilan Bintang Penjuru Kader NU ini kalau kita kuasai, InsyaAllah IPNU ke depan akan terus bisa bertahan dengan baik, dan IPNU akan menjadi bagian penting dari perubahan dan pembangunan di Indonesia dan juga di dunia,” ujar Menteri Anas saat orasi ilmiah di acara pelantikan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Pusat Periode 2022-2025 di Jakarta, Selasa, (31/01/2023).
Menteri Anas menjelaskan, sembilan bintang penjuru tersebut yang pertama adalah penguasaan dunia digital. Disampaikan digitalisasi juga menjadi salah satu, dari fokus reformasi birokrasi tematik pada bidang pemerintahan yang kita akselerasi saat ini.
Kemudian, yang kedua adalah kemampuan teknokrasi dan kebijakan publik. Menurutnya, NU sebagai salah satu organisasi keagamaan yang telah memberikan kontribusi besar pada pembangunan bangsa Indonesia ini, sudah masuk pada bidang tersebut.
“Teman-teman NU sudah mulai masuk ke sektor itu, dan dampaknya sudah mulai dirasakan dan IPNU sudah mulai harus masuk ke tempat ini,” ungkap Anas.
Selanjutnya, yang ketiga yaitu pemahaman ilmu agama. Anas meminta kedepan IPNU, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), dan NU terus memperkuat ilmu agama dengan pemahaman-pemahaman yang kontekstual dengan berbagai bidang yang tumbuh.
Mantan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) itu menjelaskan, sembilan bintang penjuru selanjutnya yakni semangat kemandirian ekonomi, dan menjadi warga dunia, serta berakar pada tradisi nusantara. Berikutnya adalah duta moderasi beragama, aktivis sosial pendidikan, dan penguasaan sains dan teknologi. Terkait duta moderasi beragama, Anas meminta kepada IPNU untuk terus dilakukan.
“Kampanye-kampanye moderasi beragama yang dibangun, dan disampaikan secara lantang oleh Almarhum K.H. Abdurrahman Wahid perlu terus kita lakukan terutama oleh IPNU,” tegasnya.
Selain itu Mantan Bupati Banyuwangi tersebut juga mengajak IPNU dan IPPNU untuk perangi radikalisme, serta berpikir out of the box. Disampaikan, inovasi yang dinilai penting adalah inovasi yang berdampak, dan memiliki hasil dan bermanfaat untuk sesama.
“Ada banyak inovasi, tentu ini menjadi jalan terpendek. Maka jika memakai cara biasa dan normatif, kita bisa lama untuk mencapai tujuan. Maka diperlukan inovasi, berpikir out of the box untuk meringkas jalur,” pungkasnya.