Dapurrakyatnews – Hari Mangrove se dunia atau International Day for the Conservation of the Mangrove Ecosystem, dirayakan setiap tahun pada tanggal 26 Juli. Peringatan hari mangrove untuk meningkatkan kesadaran, akan pentingnya ekosistem mangrove dan memberikan solusi, akan pengelolaan dan konservasi yang berkelanjutan.
Untuk itu, pemerintah kabupaten Sumenep melalui Dinas Lingkungan Hidup Sumenep, memperingati hari mangrove se dunia dengan tema Mangrove Blue Carbon, yang dipusatkan di Pantai Matahari Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Minggu (6/8/2023).
Bupati Sumenep H Achmad Fauzi Wongsojudo, SH, M.H., menyampaikan bahwa satu bulan yang lalu Bupati meminta Kepala Dinas DLH untuk memberikan waktu agar PT DGI dari Jerman untuk memberikan sebuah paparan.
“Tujuannya adalah kita ingin menjadi yang pertama, bisa menjalin kerjasama atau MOU tentang ekosistem Blue Carbon. Karena di luar negeri Blue Carbon sudah biasa dan sudah dilakukan, yang bertujuan untuk menjaga kadar oksigen dan lingkungan menjadi semakin baik,” kata Bupati.
Festival mangrove yang dilaksanakan hari ini, sesuai yang disampaikan oleh Kepala Dinas DLH, saya memang meminta secara mendadak, di waktu waktu yang begitu padat untuk bisa saya maksimalkan.
“Kenapa ini kita lakukan? Ini bentuk bagian dari kepedulian kita bersama, sehingga kita harus menggandeng pihak pihak ketiga, untuk bersama sama dalam kolaborasi. Salah satunya adalah kita sepakati PT Medco Energi, untuk menjadi teman kolaborasi kita bersama sama dalam jangka panjang,” ujarnya.
Namun menurut Bupati, tidak semua dibebankan kepada medco energi. Pemerintah daerah juga nanti melalui pemerintah desa, juga akan melakukan kegiatan serupa, khususnya bagi desa desa yang daerahnya punya pantai.
“Agar ke depan perlu penanaman mangrove mulai dilakukan kembali, khususnya yang mulai terkikis. Misalnya nanti dari ujung perbatasan Desa Pragaan sampai ke Desa Saronggi,” terangnya.
Termasuk juga pulau pulau kita yang ada di Kangen, Sapeken Raas, Sapudi dan pulau pulau kita yang lainnya, akan kita dorong bagaimana Penanaman mangrove ini menjadi bagian prioritas juga.
“Dengan penanaman magrove ini juga berpengaruh kepada biota laut, bukan hanya sekedar kadar udara yang baik. Biasanya kalau sudah ada mangrove itu pasti ada yang namanya kepiting bakau ini yang nantinya akan menjadi mata pencarian baru,” tutupnya.
Sementara itu ditempat yang sama Arif Susanto, AP, M.Si., kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumenep menyampaikan bahwa, kegiatan tersebut dalam rangka untuk mengajak masyarakat Sumenep untuk menjaga dan menanam mangrove, dalam rangka meningkatkan wireless akan pentingnya mangrove bagi kehidupan di muka bumi.
“Kegiatan ini sengaja kita ambil dengan tema mangrove blue carbon, yang ditempatkan di Pantai Matahari Lobuk. Kenapa kita pergunakan Blue Carbon, karena Blue carbon menjadi isu nasional dan internasional dan akan menjadi strategis kita di RPJP tahun 2025 – 2045,” ungkapnya.
Blue Carbon adalah cadangan emisi Carbon yang diserap dan disimpan dan dilepaskan oleh ekosistem ekosistem biota laut, yang terserap dan tersimpan dibawah air yang berhubungan dengan perairan. Ekosistem blue Carbon ini mencakup beberapa wilayah salah satunya adalah hutan mangrove, padang lamun, lahan gambut air payau dan terumbu karang.
“Beberapa bulan kemarin kita dengan salah satu perusahaan besar di Jakarta sudah melakukan survei, yang InsyaAllah Kabupaten Sumenep akan menjadi satu satunya daerah yang akan melakukan MOU dengan perusahaan dari luar negeri untuk mereting Blue Carbon,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Pimpinan Forkopimda Sumenep, Sekda Sumenep Edy Rasyadi, SKK Migas, Medco, Pimpinan OPD Sumenep, Camat Bluto, Kepala Desa Lobuk, Mahasiswa dan beberapa siswa dari SDN terdekat.