Mahasiswa KKN STISIPOL Raja Haji Buat Tugu Ketupat Lepas Sebagai Ikon Tradisi Desa Kudung

Mahasiswa
Mahasiswa KKN STISIPOL Raja Haji foto bersama Pak Kades Desa Kudung Amran di Tugu Ketupat Lepas.

Lingga – untuk menunjukkan Kerja Nyata saat melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN), mahasiswa KKN STISIPOL Raja Haji Tanjungpinang kelompok 10 Desa Kudung, Lingga Timur, lingga membuat tugu Ketupat lepas di hilir kampung Desa Kudung.

Ketua Kelompok 10 KKN STISIPOL Raja Haji Tanjungpinang 2022, Jeli mengatakan, ide membuat ketupat ini dikarenakan ingin mengangkat tradisi bela kampung di Desa Kudung, Lingga Timur, Kabupaten Lingga.

“Ketupat lepas ini sengaja di buat Karena di Desa ini pada tiap tahunnya dalam menyambut 1 Muharram, masyarakat di desa kudung selalu merayakan tradisi Ketupat lepas sebagai tradisi disini,” ucap Jeli, Jumat (26/8/2022).

Ia menjelaskan, Saat kami KKN disini (desa Kudung) Kami melihat, masyarakat mengelar tradisi Ketupat Lepas tersebut saat peringati 1 Muharam.

“Dari situlah muncul ide untuk membuat Tugu Ketupat Lepas, sebagai identitas Desa Kudung kedepannya,” ujarnya.

Mahasiswa
Jeli, Ketua Kelompok 10 Desa Kudung, KKN STISIPOL Raja Haji saat membuat Tugu Ketupat Lepas.

Dari ide kami ini, mendapat dukungan penuh dari masyarakat dan perangkat desa. Karena sebelumnya belum pernah terpikirkan oleh masyarakat, akan membuat Tugu Ketupat Lepas tersebut.

“Alhamdulillah, ide kami di dukung oleh masyarakat dan perangkat Desa Kudung dalam membuat Tugu Ketupat Lepas ini, Biaya dalam dalam pembuatan tugu ini, semua dari bantuan perangkat Desa Kudung,” jelasnya

Juli menjelaskan, proses pembuatan tugu ini dilaksanakan selama 20 hari selama mereka KKN. Sempat terkendala dengan waktu, karena terbatas waktu KKN.

“Pembuatan ini bisa dikatakan kejar target. kami membuatnya setiap hari penuh supaya bisa selesai,” terangnya.

Untuk diketahui, tradisi Ketupat Lepas Desa Kudung ini merupakan tradisi bela kampung atau tradisi tolak bala.

Masyarakat gotong royong, untuk memasak ketupat di masjid yang ada di Desa Kudung. Masakan ketupat yang dimasak ramai-ramai itu, nantinya dihidangkan pada tetamu undangan yang datang ke Desa Kudung.

Sementara, masyarakat secara sukarela juga membawa ketupat untuk dimakan dalam acara di masjid.

Prosesi tradisi ketupat lepas memiliki keunikan tersendiri, pihak laki-laki yang mengambil daun kelapa. Sementara, pembuatan ketupat dilakukan pihak perempuan.

Ketupat yang dibuat ada dua model (jenis), yakni jantan dan betina. Ada prosesi doa bersama tolak bala dan juga ada ceramah agama, dalam tradisi bela kampung ketupat lepas ini. Ketupat nantinya dilepas ke sungai yang ada di Desa Kudung.

Respon (1)

Tinggalkan Balasan