Dapurrakyatnews – Tiga minggu lalu, sebelum berangkat ke Vietnam, saya merasakan suara hati yang berbisik: Bawa tongkat. Sebuah pesan sederhana, tapi terasa begitu kuat. Saya pun mengikuti firasat itu dan memasukkan tongkat santigi sepanjang 70 cm ke dalam koper. Tongkat ini bukan sembarang tongkat—di dalamnya tersimpan besi Condro Mowo, sebuah benda pusaka yang diyakini memiliki kekuatan khusus.
Perjalanan saya berjalan lancar. Dari Indonesia ke Vietnam, lalu ke Singapura, kembali lagi ke Vietnam, hingga ke Shenzhen, Tiongkok, semuanya tanpa kendala. Namun, saat hendak kembali ke Jakarta dari Bandara Internasional Shenzhen, kejadian tak terduga terjadi.
Di gerbang imigrasi, koper saya diminta untuk dibuka. Petugas menaruh perhatian khusus pada tongkat saya. Mereka memerintahkan agar besi Condro Mowo di dalamnya dikeluarkan. Sayangnya, lem kuat yang merekatkan tongkat membuatnya sulit dibuka.
Situasi sempat tegang. Namun, sahabat saya yang merupakan warga Shenzhen menjelaskan bahwa tongkat ini adalah pusaka warisan leluhur. Dengan alasan itu, petugas akhirnya mengizinkan saya untuk membawa tongkat, asalkan dimasukkan ke bagasi yang tidak saya bawa ke kabin.
Saya merasa lega. Namun, masalah belum selesai.
Saat melewati pemeriksaan berikutnya, koper saya kembali diperiksa. Kali ini, petugas menemukan korek api di dalamnya. Korek api itu pun dibuang. Saya pikir semuanya sudah beres, tetapi tiba-tiba mesin metal detector berbunyi nyaring saat saya melewatinya.
Lima petugas keamanan segera menggiring saya ke ruang pemeriksaan. Saya diminta membuka dua lapis jaket, satu sweater, dan kaos yang saya kenakan, hingga hanya tersisa kaos dalam. Namun, meski sudah begitu, metal detector tetap berbunyi.
Tiga petugas imigrasi kemudian melakukan pemeriksaan manual. Saya hanya bisa tertawa saat mereka berkata, “Badan Anda mengandung besi.” Saat itu, saya baru menyadari sesuatu—saat tongkat saya tadi dipaksa untuk dibuka, saya sempat merapal beberapa kanuragan.
Mungkin, itulah sebabnya mengapa tubuh saya bisa terdeteksi oleh metal detector.
Akhirnya, setelah berbagai pemeriksaan, saya diperbolehkan melintasi gerbang keamanan dan langsung menuju boarding gate. Tulisan ini saya buat di dalam pesawat, menunggu take-off.
Kejadian ini membuat saya berpikir, ternyata teknologi canggih seperti metal detector di Bandara Shenzhen tidak hanya bisa mendeteksi logam, tapi juga mungkin mampu menangkap jejak ilmu kebal.
Sebuah pengalaman yang tak akan saya lupakan.
