Dapurrakyatnews – Seperti yang diberikan sebelum nya jika Pemerintah Kabupaten Sumenep, akan mewajibkan ASN pada hari tertentu menggunakan Blangkon dan Batik Sumenep. Kebijakan tersebut mendapatkan berbagai macam tanggapan, dan reaksi dari masyarakat. Selasa (9/8/2022).
Seperti yang disampaikan oleh Syaf Anton Wr, salah satu budayawan yang ada di Kabupaten Sumenep ke redaksi Dapurrakyatnews. Ia berpendapat untuk menghentikan romantisme masa lalu. Menurutnya masa kekuasaan keraton Sumenep sudah berakhir, sejarah dan kenangan masa lalu Sumenep telah menjadi catatan kehidupan, masa kini dan masa depan masyarakat Sumenep.
“Kita tidak boleh terlena sekedar untuk membanggakan Sumenep, lewat atribut bangkon dan sejenisnya. Atribut ini, sudah tidak layak lagi dikenakan untuk masa sekarang ini. Kita harus berfikir lebih jenius dan membuka ruang, kepada rakyat agar lebih baju,” katanya melalui komunikasi whatsapp.
Baca juga : Gonjang Ganjing Blangkon di tengah Masyarakat Sumenep
Blangkon itu satu produk masa lalu yang dibangun kekuasaan keraton, yang terjadi sekian ratus tahun yang lalu. Budaya lama tidak selalu menjadi ukuran, bagi kehidupan sekarang dan masa depan.
“Justru sekarang ini bagaimana pemerintah dan rakyat membangun
budaya baru, yang baik dan sesuai dengan harkat dan martabat warga Sumenep. Sebab nantinya anak cucu kita akan menimang dan menikmatinya, demikian pula pada generasi seterusnya,” tambahnya.
Untuk itu lebih baik urusan blangkon dan motif batik gak perlu diperdebatkan, dan tentu tidak perlu lagi menjadi kewajiban bagi ASN. Mari kita berfikir lebih realistis, terbuka dan benar-benar memihak kepentingan rakyat.
“Saya berharap segala hal yang menyangkut kebijakan kebudayaan, di musyawarakan dengan pihak yang berkompeten,” pungkasnya.